TSGoGSCpBSG0TpMiTSOlGfr9Td==

Tanggapan Gus Salam Terkait Isu Pembubaran MLB NU

Tanggapan Gus Salam Terkait Isu Pembubaran MLB NU
K.H. Abdussalam Shohib (Gus Salam). (Dok. Antara)

Jakarta, IndonesiaTerkini.id - K.H. Abdussalam Shohib, yang dikenal sebagai Gus Salam dan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang, memberikan tanggapan dengan santai terkait kabar pembubaran Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU).

Ia menegaskan bahwa kebebasan berserikat dan berpendapat, sebagaimana dijamin oleh konstitusi, tidak dapat dilarang atau dibatasi. Dengan demikian, kegiatan seperti MLB yang diadakan oleh para kiai tidak bisa dibubarkan begitu saja.

Gus Salam menyatakan bahwa jika ada pihak yang datang ke acara MLB, baik yang mendukung maupun yang tidak setuju, akan diajak berdialog.

“Kalau ada, siapa pun datang ke acara MLB, baik yang setuju atau tidak setuju, bahkan memiliki niat membubarkan, akan kami ajak ngopi, diskusi, dan ngaji,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta, pada Minggu lalu.


MLB Berdasarkan Ilmu dan Akhlak

Lebih lanjut, Gus Salam menjelaskan bahwa pelaksanaan MLB didasari pada pendekatan ilmiah dan adab yang baik.

Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk melakukan penjagaan atau pengawasan khusus. Ia juga menekankan komitmennya untuk terus berjuang demi kebaikan Nahdlatul Ulama (NU), para Nahdliyin, serta masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

"Kami tidak akan berhenti berjuang demi kemaslahatan NU, Nahdliyin, dan masyarakat Indonesia," tegasnya.

Gus Salam menyatakan bahwa apapun tantangan yang muncul, ia siap menghadapinya. Baginya, ancaman dan intimidasi bukanlah alasan untuk membalas dengan cara yang sama. Ia lebih memilih untuk merespons dengan kelembutan, cinta kasih, dan kebijaksanaan.

“Segala ancaman, intimidasi, kekerasan tidak pernah dibalas dengan hal sama, tapi kita respons dengan kelembutan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Kami berharap Ansor, Banser, Pagar Nusa bersikap lebih dewasa, bijaksana, dan proporsional,” tambah Gus Salam.


Peran Ansor, Banser, dan Pagar Nusa dalam NU

Dalam pandangannya, tiga badan otonom NU yaitu Gerakan Pemuda Ansor, Banser, dan Pagar Nusa, memiliki peran penting dalam menjaga ulama baik yang bersifat struktural maupun kultural. Mereka juga diharapkan tetap berpegang pada prinsip keilmuan dan akhlakul karimah dalam menjalankan tugas-tugasnya.

"Saya yakin sahabat-sahabat Ansor, Banser, dan Pagar Nusa akan selalu bersikap berlandaskan hati nurani, keilmuan, akhlaqul karimah sebagai aktualisasi dari prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama," katanya.

Gus Salam juga mengingatkan bahwa badan-badan otonom NU ini memiliki peran penting sebagai penengah di tengah perbedaan yang terjadi baik di internal NU maupun dalam konteks yang lebih luas. Ia menggarisbawahi bahwa selama ini, organisasi seperti Ansor, Banser, dan Pagar Nusa selalu berada di posisi tengah saat terjadi dinamika atau perbedaan sikap antara tokoh-tokoh NU, termasuk dalam masa-masa ketika Kiai Hasyim Muzadi, Gus Dur, Kiai Said, dan Gus Solah memimpin.

“Saya yakin, sahabat-sahabat akan tetap istikamah dalam jalan yang sama,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ketik kata kunci lalu Enter

close